The begin. Mini Skate Park.
“Lo ngapain ada dimana-mana deh?”, Kanyara bertanya heran setelah mengambil tempat duduk di samping laki-laki berhoodie abu-abu ini.
Bukan 1-2 kali mereka bertemu secara nggak sengaja gini. Valentines, rooftops, tangga gedung stasiun tv, McD, bahkan Kanyara pernah beberapa kali tidak sengaja melihat Jaehyun di salah satu bar favoritnya. Kanyara juga ingat, Jaehyun selalu menemukannya diantara kerumunan fansite yg mengelilingi grupnya. Padahal perempuan ini sudah menutup rapat identitasnya.
“Bukan nya gue yg harusnya ngomong gitu? Lo ngapain di sini? Pasti ngintilin gue kan? Karena postan di twitter gue?”, Jaehyun membenarkan letak hoodienya, memasukkan tangannya ke dalam saku hoodienya.
“Pede gila lo. Fyi, gue aja gak follback acc lo tuh”
“Dih omdo lo berati ya. Katanya mau follback?”
“Kan baru bilang mau, belum act”, Kanyara bergerak mengambil minum di sisi belakang Jaehyun.
“Cih, pelit”, tangan Kanyara berhenti mendadak setelah mencerna apa yg baru saja dilakukan artis papan atas di sampingnya. Tangan Jaehyun mengacak asal pucuk kepala Kanyara.
Breath Kanyara, breath. Ini knp suddenly gue degdegan?
Mereka hanya diam selama beberapa menit untuk menikmati angin malam yg kali ini tidak terlalu dingin. Menghabiskan waktu dengan pikirannya masing-masing. Satu orang fokus memandang ke arah langit dan bintangnya, satu orang lainnya menatap kosong ke arah skateboard di kakinya.
“Ra, lo beneran bukan pelakunya kan?”, Jaehyun tiba-tiba menoleh untuk menatap perempuan di sampingnya. Tepat di mata perempuan itu.
Kanyara terpaku sejenak, namun tetap menatap mantap laki-laki ini, “Bukan. Bukan gue. Klo lo bisa buktiin gue pelakunya, gue akan dengan sukarela menyerahkan diri dan menghilang dari dunia per-NCUan ini.” Kanyara menjawab tanpa berkedip. Tetap dengan intonasinya yg santai tapi tidak bisa dipungkiri sangat terdengar tegas.
Pantes tampangnya kayak stres gini dari tadi, ternyata mikirin itu.
“Sorry klo pertanyaan gue bakal bikin lo gak nyaman... Lo dapet lagi? Kak Taeyong jg?”
Jaehyun mengangguk. “Agensi udah mulai penyelidikan tapi belum dapet titik terang. Mereka bakal minta bantuan polisi klo ini gak ketemu.” Jaehyun menjeda sebentar. Sementara Kanyara tidak mengalihkan pandangannya sedetikpun dari laki-laki ini. “Sebenernya gue gak ambil pusing banget, selama gak diancem macem-macem. Tapi gue ngerasa bersalah aja. Dikit, hehe” sebuah cengiran terbit di wajahnya. Ah fake. “Gara-gara gue sama Taeyong diginiin, secara gak langsung jadi bikin member lain parno. Johnny jadi jarang ke bar atau hangout keluar sm temen-temennya. Yuta Doyoung juga. Sekalinya keadaan emang harus bikin mereka keluar, mereka lebih was-was. Nggak sesantai dulu. Yaa gue mana nyaman sih liat temen-temen gue jadi begitu gegara ulah ni cewe.”, Kanyara melihat dan mendengar dengan jelas, laki-laki dengan image publik sebagai cowo cool, keren, dan terkesan nggak ambil pusing ini, sekarang ada di hadapannya. Dengan bibirnya yg terus mengeluarkan cerita yg Kanyara dengar seperti sebuah keluhan, curahan hatinya yg dia pendam sendiri. Kanyara tidak ada niat sedikitpun untuk menghentikan Jaehyun berbicara walau jam di tangan kanannya sudah mulai melewati angka 12.
Kanyara tau *sebagai fansite, sosok Jeong Jaehyun adalah orang yg cenderung menutup diri. Laki-laki yg lebih asik dengan dunianya sendiri. Laki-laki yg hampir tidak pernah terdengar mengeluh hal apapun kecuali tentang Yuta yg tidak pernah menutup kembali pasta gigi setelah memakainya. Itu yg Kanyara *dan mungkin org² lain tau dan lihat di depan kamera, tapi detik ini, di sini, Kanyara membuka matanya. Laki-laki “sempurna” ini, tetap manusia yg memiliki hati dan sebuah emosi.
Jaehyun membuang nafas kasar setelah sadar dia berbicara terlalu banyak, “Gue kayaknya dari tadi ngomong lebih panjang dari Obama pas pidato, lo kenapa gak motong sih?”
“Ya gapapa, kayaknya lo emang lagi perlu didengar. Lagian siapapun orangnya, gue juga gak masalah klo gue dijadiin tempat berkeluh kesah sebentar”, Kanyara akhirnya memalingkan muka ketika Jaehyun mulai menatapnya kembali. Tangannya bergerak mengambil botol minumnya yg tadi sempat terabaikan. “Nih minum, cape pasti abis ngomong panjang kali lebar”, menyodorkan botolnya ke depan Jaehyun.
“Thanks”, laki-laki itu tanpa ragu mengambil dan meminumnya. Ini Jaehyun sudah sepenuhnya percaya pada Kanyara?
“Anyway, gak ada siapapun yg lo curigain, Ra?”
“Ada sih. Cuma gue masih ragu juga”, Kanyara bergerak memasukkan botol dan handphonenya ke dalam tas kecilnya.
Jaehyun tertegun sebentar, “Gue jg ada. Ntar gue imess. Tolong bantu gue dikit”, laki-laki itu beranjak berdiri lebih dulu, meletakkan skateboardnya di bawah kaki kanannya. “Udah jam segini, gue duluan” , sebelum meluncur bersama skateboardnya, suara Kanyara menghentikan gerakannya, “It's oke to be worried, Je. Lain kali klo ada kekhawatiran sampein aja, jangan so kuat sendiri, lo bukan Thor.”
Jaehyun tersenyum di balik maskernya, “Iya, gue sampeinnya ke lo ya. See you later, Ra”, matanya menyipit, Kanyara lihat, Jaehyun jelas sekali tersenyum sebelum membalikkan badan dan pergi dengan skateboardnya meninggalkan Kanyara.
“Cih, katanya sih laki-laki sejati. Tapi Jam 1 pagi ninggalin cewe sendirian di sini. Omdo”
Makasih ya Kanyara. Kali ini Jaehyun benar-benar mendapatkan angin yg ia cari.