307. unit 323
Cade melangkah terburu untuk memasuki pintu lift yang kebetulan sedang terbuka. Napasnya terengah karena ia berlari dari parkiran sampai ke dalam apartemen ini. Seharusnya ia sudah tiba di sini sejak 1 jam lalu, namun Angga dan Deefan menahannya pergi agar Cade makan siang terlebih dahulu di kantor.
Pikirannya tidak bisa menebak apa yang dilakukan orang jahat itu di apartemen Keyza. Ia tidak bisa lagi menahan amarahnya jika Keyza benar-benar diganggu seperti Gaby.
Langkahnya terhenti sejenak di depan pintu unit 323 yang sedikit terbuka. Tidak ada kerusakan di depan. Hal itu sedikit membuat Cade mengernyit heran. Terlihat tidak ada masalah dari luar.
Namun semua rasa herannya terjawab ketika ia masuk ke dalam apartemen Keyza dan melihat keadaan di sana.
Kacau. Hanya kata itu yang mewakilkan pemandangan yang disajikan di hadapannya saat ini.
Hampir semua perabotan di dalam apartemen ini rusak. Layar televisi, jendela, beberapa rak kaca di dapur dan ruang tengah pecah tidak berbentuk. Banyak air yang sengaja ditumpahkan di karpet dan sofa tengah.
Cade belum menyelesaikan rasa terkejutnya ketika ia membuka pintu kamar Keyza. Ranjang dan kasur yang sangat berantakan, pakaian di lemari tinggi Keyza yang berhamburan keluar, pintu kamar mandi Keyza yang rusak, dan hal lainnya. Cade menggeram marah. Tangannya mengepal kencang. Bagaimana bisa ia membiarkan ini terjadi pada Keyza bahkan ketika ia dengan pasti mengetahui siapa pelaku dari kekecauan ini. Pelaku yang sama dengan teror yang menimpa Gaby.
Hal yang ia takuti selama ini akhirnya terjadi. Orang itu mulai menyentuh Keyra-nya. Cade sudah berada di puncak amarahnya. Tangannya bergerak mengambil vas bunga putih di samping televisi untuk melampiaskan rasa emosi yang bergemuruh di dada. Namun, sebelum tangannya melempar vas itu, sebuah cekalan di pergelangan tangannya menghentikan gerakannya.
“Vas bunga kesayangan Keyza. Jangan lo rusak.” Pemilik suara tegas namun terdengar lebih santai dari Cade itu dengan cepat mengambil vas bunga dan meletakkannya di salah satu koper yang terbuka.
“Sejak kapan lo di sini?” tanya Cade. Netranya membuntuti gerakan lelaki yang tiba-tiba hadir di dalam apartemen ini. Ia duduk di pinggir sofa dan memandang Cade dengan tatapan yang tidak bisa ditebak.
“Jam satu.”
“Ngapain?” tanya Cade lagi. Tangannya melipat silang di dadanya tanpa berniat untuk duduk bersama lelaki di depannya.
“Beresin kekacauan ini lah. Ngapain lagi?” Matanya melirik menuju dua koper besar yang terbuka di depannya. “Oh, sekalian packing keperluan Keyza.”
“Dia mau kemana?”
“Lo pikir gue bisa biarin dia tetep di sini sementara musuh lo udah tau Keyza tinggal sendiri di alamat ini?” Intonasi yang sebelumnya terdengae santai berubah menjadi sinis.
“Lo selidikin gue sejauh apa, Byan?” Lagi dan lagi, Cade hanya bisa bertanya di depan Byan yang saat ini mulai menatap tepat di wajahnya.
“Jauh. Lo bakal kaget kalau tau.” Senyum sarkah terbit di bibir Byan sebelum melanjutkan kalimatnya. ”I’ve never told Keyza about you or your past. So, don’t worry too much. Muka lo keliatan kaget banget pas gue ngomong tentang musuh lo.” ujar Byan santai.
Lelaki itu tidak ingin memancing keributan apa pun dengan Cade. Ia juga tidak ingin jika suatu saat Cade memberi bom balas dendam kepada dirinya.
Cade menanggapi perkataan Byan dengan senyum remeh. “Lo kasih tau dia juga gue nggak masalah.”
”And let her know about you, her, and Yura in the past? Sorry, tapi gue nggak akan pernah jadi penyebab dia sedih. I’m not you, Cade.” Byan bergerak untuk berdiri. Tangannya dengan cekatan menutup dua koper besar itu dan bersiap untuk pergi dari tempat ini.
“Keyra nggak akan suka sama lo.”
Satu kalimat dingin dari Cade berhasil membuat gerakan tangan Byan di koper itu terhenti. Jarak berdiri mereka memang tidak dekat, tapi Cade dapat menangkap ekspresi tidak suka di wajah Byan.
“Keyza nggak akan maafin lo. She is not Keyra anymore, Cade. She is Keyza. The strongest woman that i ever seen. I tell you.”
Byan melangkahkan kakinya menuju pintu. “Cukup sekali Keyza diginiin. Gue tau ini kerjaan musuh lo dan itu harus lo yang nyelesain. But i warn you, kalau sampe sekali lagi Keyza jadi target musuh lo, lo abis sama gue, Cade.”
Sebelum langkah Byan melewati Cade, tangan Cade mencekal lengan Byan untuk mendengar perkataannya.
“Lo harus bermain fair, Yan. Be gentle. Lo nggak perlu ceritain ke Keyra tentang masa lalu dia sama gue. I can make her falling love to me everytime i want.”
Byan tersenyum dengan sudut bibirnya yang terangkat. ”Your ass.” Lalu ia tertawa remeh dan berjalan santai meninggalkan Cade di ruangan kacau itu.
Tepat saat Byan membuka pintu, beberapa cleaning service dan polisi datang berhadapan dengannya.
“Tolong bersihkan apartemen ini. Beli semua peralatan rumah yang rusak. Tidak perlu cari pelakunya. Karena itu sudah menjadi tugas seseorang di dalam.” ujar Byan dengan tatapan menuju ke arah Cade yang masih diam bergeming.
”Good luck, Man.”
-Ayya.